Kamis, 07 Mei 2015



1.       Obyektivisme

Objektivisme

 

http://3.bp.blogspot.com/-I01ul2TAtxc/VCAhaFGY8iI/AAAAAAAAAGQ/PX_GmsM4Z_Y/s1600/karl-marx1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-JJPecOpJK5Q/VCAhaSh6DZI/AAAAAAAAAGU/dK798wwRt3U/s1600/Karl_Popper.jpg

Objektivisme adalah pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia -dari soal yang sederhana sampai teori yang kompleks- mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (di luar) keyakinan dan kesadaran individu (pengamat). Pengetahuan diberlakukan sebagai sesuatu yang berada di luar ketimbang di dalam pikiran manusia. Pendukung pandangan ini : Popper, Latatos dan Marx.

 

Objektivisme merupakan pandangan bahwa objek yang kita persepsikan melalui perantara indera kita iti ada dan bebas dari kesadaran manusia. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya. Objektivitas adalah pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang di pahami adalah tidak bergantung pada orang yang memahami.

 

3 pandangan dasar objektivisme:

·         Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subjek.

·         Kebenaran itu datang dari bukti faktual (bukti nyata konkret).

·         Kebenaran hanya bisa di dasari dari pengalaman inderawi.

Pandangan ini sangat dekat dengan empirisme dan positivisme.

 

 Pengetahuan dalam pengertian Objektivis:

 

• Sepenuhnya independen dari klaim seseorang untuk mengetahuinya ;

• Pengetahuan itu terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya atau memakainya untuk bertindak.

• Pengetahuan dalam pengertian obyektivis

adalah pengetahuan tanpa orang: ia adalah pengetahuan tanpa diketahui subjek.”

         (Karl R. Popper)

 

Objektivisme bersifat umum, objek yang sama dapat dipersepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas. Objek-objek itu yang bersifat permanen baik untuk dipersepsikan ataupun tidak. Objek - objek memiliki kualitas yang sama seperti yang disajikan kepada persepsi, sehingga tindakan persepsi tidak mengubah sedikitpun objek. Para filsuf Skolastik mengangap perlu untuk memperbaiki beberapa keyakinan harian kita, yaitu: meletakkan “kesalahan” pada indera, karena indera tidak pernah salah.

 

Syarat yang harus dipenuhi untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi:

·         Objek harus sesuai dengan jenis indera, misalnya sinar inframerah tidak cocok untuk mata.

·         Organ indera harus normal dan sehat. Buta, tuli, buta warna tidak dapat melakukan penginderaan secara objektif.

·         Objek ditangkap oleh medium, maka medium itu harus ada.

Perbedaan Objek Khusus dan Umum:

·         Obyek khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera. Misalnya, warna, suara, bau.

·         Obyek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilhat dan diraba atau oleh indera lainnya.

 

 

Keyakinan tidaklah selalu obyektif dalam hubungannya dengan kesadaran

pertimbangan, tetapi obyek-obyek konseptual benar-benar bersifat

obyektif. Masalah persepsi tetap merupakan masalah yang paling besar

 

yang tidak terpecahkan di dalam keseluruhan epistemologi.